Kamis, 26 Mei 2011

Belajar Dari Kehidupan Semut



Semut adalah salah satu jenis binatang yang namanya Allah sebutkan dalam Al-Qur’an. Bahkan, salah satu nama surat dari 114 surah, diberi nama surat An-Namal (semut), surat yang ke-27 dalam urutan mushhaf.

Begitu agungnya seekor semut, walaupun hanya dalam dua ayat disebutkan Allah, namanya dicatat sebagai nama sebuah surat.
Ada beberapa hal yang bisa kita contoh dari kehidupan semut diantaranya : Semut adalah binatang yang hidup berkelompok dan bersama serta selalu bekerjasama. Semut adalah binatang yang tidak hidup dengan pola kesendirian atau individualisme. Semut menyadari akan kondisinya yang kecil dan lemah. Namun, kebersamaan dan kerjasama membuatnya menjadi binatang yang tidak bisa dipandang remah. Seekor gajahpun, jika diserang semut secara bersama akan mati mengenaskan. Semut, dengan kersamaan sekalipun fisiknya kecil, namun bisa membuat onggokan sebesar bukit.Begitulah hebatnya pola kehidupan semut yang suka dengan kebersamaan dan saling membantu.
Semut adalah binatang yang selalu hidup damai dengan sesamanya dan tidak pernah berkelahi. Coba lihat! Sekelompok semut yang sedang menarik makanan. Pernahkah mereka menariknya ke arah yang berlawanan satu sama lain?. Sekelompok semut tidak pernah bertengkar dalam memperebutkan sesuatu. Bahkan mereka saling memberitahu jika memperoleh sesuatu. Dan ketika menarik makanan ke dalam lobang atau sarang, mereka menunjukan pola kebersamaan. Jika yang satu menarik, maka yang lain mendorong, begitupun sebaliknya.

Semut adalah binatang yang selalu bertegur sapa dan bersalaman ketika bertemu dengan yang lain. Bahkan karena akrabnya, mereka saling cium pipi antara satu dengan yang lain. Menurut hasil pengamatan, cium pipi yang dicontohkan semut adalah cium pipi keakraban. Di mana, mereka memulainya dari pipi kiri kemudian pipi kanan.Begitulah sikap mulia semut yang juga mesti dicontoh manusia. Hendaklah mereka ketika bertemu dengan yang lain, saling tegur sapa dan memberi salam. Terlepas, apakah dia orang yang kita kenal atau bukan.
Semut adalah binatang yang kreatif dan selalu bergerak. Semut adalah binatang yang tidak kenal lelah, tidak suka bermalasan dan berpangku tangan. Tidak akan ditemui seekor semut yang tidur pulas, apalagi dalam waktu yang lama.
Semut adalah biantang yang kuat, karena seekor semut mampu menarik baban sebesar sepuluh kali berat bobot badannya. Hal itu tentu juga mesti menjadi contoh bagai manusia terutama umat Islam. Seorang mukmin mestilah kuat baik fisik, akal maupun rohani. Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa “seorang mukmin yang kuat lebih utama dibandingkan mukmin yang lemah”
Semut adalah binatang yang suka hidup teratur dan disiplin. Coba perhatikan jika sekelompok semut sedang berjalan. Yang terlihat adalah keteraturan dan kedisiplinan yang tinggi. Segerombolan semut akan berjalan dengan teratur, antri, tidak saling mendahului apalagi saling injak satu sama lain. Jika semut bisa hidup teratur, disiplin serta patuh pada aturan, lalu kanapa manusia yang berakal tidak bisa diatur dan selalu melanggar aturan tersebut.
Semut adalah binatang yang selalu memikirkan dan mempersiapkan hari esoknya. Semut adalah binatang yang suka menumpuk makanan, bahkan dalam jumlah yang sangat banyak melebihi kebutuhannya. Semut selau memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi hari esok. Ia menumpuk makanan mungkin dengan keyakinan, bahwa hari esok bisa saja kondisinya lebih buruk dari hari ini. Jika kemudian ia berada dalam kondisi kurang menguntungkan, setidaknya ia tidak akan mati kelaparan bersama keluarganya. Begitulah pola hidup yang juga mesti dicontoh manusia. Yaitu memperhitungkan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi hari esok, dan melakukan persiapan menghadapinya. Itulah yang dipesankan Allah Swt dalam surat al-Hasyar [59]: 18

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Begitulah sikap-sikap terpuji dari kehidupan semut yang mestinya menjadi contoh dan pelajaran bagi manusia. Alangkah buruknya, jika manusia yang memiliki akal, pola kehidupannya lebih rendah dari yang dicontohkan semut.Wallahu a’lam

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Wr Wb. ijin nge Share